Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas "Sosiologi Politik " yang di ampu oleh Bpk. Ana Maulana, Drs., M.Pd.

Jurusan PPKN Kelas 3B STKIP- Garut


Selasa, 15 Maret 2011

TEMPRAMEN POLITIK

PERTEMUAN KE: 4



Variabel kunci lain dalam sosialisasi politik adalah kepribadian individu, bermacam – macam tipe dari temperamen politik atau kepribadian Bluntschili, misalnya:
menghubungkan teori – teori Hippocrates dari temperamen dengan bermacam – macam tipe yang sangat luas dari pilsafat politik: kaum reaksioner adalah melankolis, orang – orang yang konservatif bersifat flegmatis, orang – orang yang prgresif bersifat sanguinis, dan kaum radikalisbersifat kholeris, dengan cara yang sama, macaulay berkata mengenai dua klas: kaum konservatif dan kaum liberal


Banyak pengamt modern telah mencari tipe – tipe kepribadian yang berlandaskan pada gejala – gejala psikologis.J.P Guilford mendefinisikan kepribadian sebagai “pola unik dari sifat – sifa seseorang” Banyak tipe – tipe kepribadian politik telah dikemukakan , akan tetapi kurang persetujuan mengenai jajaran dari tipe – tipe tersebut..Beberapa penulis memperhatikan sekali satu tipe khusus , sedang yang lainnya lagi menonjolkan tipologi umum (Erich Fromm ) misalnya melukiskan satu tipe sebagai satu automaton yaitu seseorang yang kehilangan rasa individualitasnya disebabkan oleh penyesuaian terhadap nilai – nilai umum



Harold Lasswell mensugestikan satu jajaran tipe yaitu:
1) Agitaor politik yaitu seseorang yang mahir dibidang kontak pribadi dan trampil dalam usaha membangkitkan emosi – emosi politik
2) Administrator politik yang trampil mahir dalam memanipulasikan organisasi – organisasi dan situasi – situasi
3) Teoritis yang terampil mahir dalam memanipulasikan ide – ide
4) Birokrat yang terlalu menekan peraturan – peraturan normal dan organisasi, dan merealisasikannya terhadap situasi menurut kebiasaan tertentu.
Sama halnya , Daviid Riesman memikirkan tiga pengelompokan seperti halnya:
a) Pribadi yang diarahkan pada tradisi (tradition directed) yang tiada memiliki suatu konsepsi mengenai politik , dan selalu mereaksi terhadap lingkungan parochial yang terbatas
b) Pribadi yang terarah kedalam (inner directed ) dengan orientasi – orientasi yang berasal dari masa kanak – kanak, dan tidak terpengaruh dari kontemporer
c) Pridadi yang terara pada orang lain (Other directed ) yang selalu berorientasi terhadap pengaruh – pengaruh kontemporer.




Ada beberapa usaha untuk melukiskan “ Kepribadian Demokratis “akan tetapi kebanyakan dari usaha trsebut lebih bersifat teoritis daripada berdasarkan riset. Inkeles dan Lasswel, misalnya mengemukakan sifat – sifat yang sama, namun sedikit berbeda:



Inkeles
1. Menerima orang lain.
2. Terbuka terhadap pengalaman dan ide – ide baru.
3. Bertanggung jawab namun bersikap waspada terhadap kekuasaan.
4. Toleransi terhadap perbedaan – perbedaan.
5. Emosi – emosinya terkontrol.

Lasswell
1. Sikap yang hangat terhadap orang lain.
2. Menerima nilai – nilai bersama orang – orang lain.
3. Memiliki sederetan luas mengenai nilai – nilai.
4. Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan.
5. Memiliki kebebasan yang relative sifatnya terhadap kecemasan.

H.J. Eysenck mengadakan pndekatan dua dimensi terhadap masalah kepribadian politik, dengan menggunakan dua skala sikap.
1) Sindrom konservatisme – radikalisme (R- factor
2) Sindrom kecenderungan kasar, kecenderungan lembut (T- Faktor ).R- Faktor itu sebenarnya menjelaskan diri sendiri, hanya terdiri atas perkiraan mengenai tingkatan terhadap mana individu menganut pandangan – pandangan radikal atau konservatif. Sedang T – factor mencakup pasangan sifat – sifat sebagai berikut:


Kecenderungan lembut

a) Rasionalistis ( berpegan pada prinsip)
b) Intelektualistis
c) Idealistis
d) Optimistis
e) Religius
f) Berdasarkan kemauan bebas.
g) Monistis.
h) Dogmatis.

Kecenderungan kasar
a. Empiristis ( berpegang pada fakta)
b. Sensasionalistis
c. Matearistis
d. Pesimistis
e. Irreligius
f. Fatatistis
g. Prulalistis
h. Skeptis

0 komentar:

Posting Komentar